Aisyah Istri Rasulullah

Anjuran agar pasangan suami istri tidak saling menghina

Baik secara hukum, ketika ada seseorang yang mengalami penghinaan, maka bolehmembalas hinaan tersebut dengan kadar tidak melebihidari hinaan yang diterima.

Namun perlu diketahui bahwa dalam ajaran agama Islam tidak hanya menilai dari aspek hukum semata saja, melainkan ada aspek seperti akhlak.

Sepatutnya, demi kelangsungan rumah tangga, pasangan suami istri diharuskan untuk mencari solusi bersama. Rasulullah pun mengingatkan kepada kita semua dari hadis yang diriwayatkan Muslim agar tidak saling menghina.

“Tidak boleh seorang mukmin menjelekkan seorang mukminah. Jika ia membenci satu akhlak darinya maka ia rida darinya (dari sisi) yang lain.”

Perhatian Besar Islam bagi para Istri untuk Meraih Surga

Sebagai din yang sempurna, Islam memberikan perhatian besar kepada umatnya agar dapat meraih pahala dari Allah Swt. yang akan membawanya ke surga yang dijanjikan-Nya. Kita tentu masih ingat sebuah peristiwa di masa lalu, ketika kaum perempuan atau para istri mempertanyakan hal ini kepada Rasulullah saw. melalui wakil mereka yaitu Asma binti Yazid, seorang perempuan Arab yang piawai berkhotbah.

Suatu saat Asma mendatangi Rasulullah saw. yang tengah bersama para sahabat. Selanjutnya, Asma berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau bagaikan ibu dan sekaligus ayahku. Aku di sini untuk mewakili kaum perempuan. Allah mengutusmu untuk laki-laki dan perempuan. Kami mengimanimu dan juga Tuhanmu. Aku akan memberitahukan kepadamu, bahwa kami kaum perempuan tidak memiliki gerak yang leluasa sebagaimana laki-laki. Amal perbuatan kami hanya sebatas perbuatan yang bersifat rumah tangga saja, memenuhi syahwat kalian, mengandung, dan melahirkan anak-anak kalian.

Berbeda dengan kalian yang melebihi kami dalam hal berjemaah, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, berhaji, dan yang lebih utama adalah kalian melakukan jihad di jalan Allah. Pada saat kalian pergi haji atau melakukan jihad, kami sebatas menjaga harta, mencuci pakaian, dan mendidik anak-anak kalian. Oleh karena itu, kami ingin bertanya kepadamu, ya Rasulullah. Amal perbuatan apa yang dapat kami lakukan hingga pahalanya bisa disetarakan dengan amal perbuatan kalian?”

Rasulullah tersentak dan seketika itu langsung menoleh kepada para sahabatnya seraya berkata, “Apakah kalian pernah mendengar sebuah perkataan yang lebih baik daripada perkataan seorang perempuan yang sedang membahas permasalahan agamanya?” Para sahabat pun menjawab, “Wahai Rasulullah, kami sama sekali tidak menyangkanya.”

Rasulullah pun menoleh kepada Asma binti Yazid dan berkata, “Engkau pahamilah, kembalilah wahai Asma dan sampaikan kepada para perempuan yang ada di belakangmu, bahwa perilaku baik salah seorang di antara mereka terhadap suami mereka, usahanya untuk mendapatkan rida suaminya, dan ketundukkan mereka untuk selalu taat kepada suami mereka, maka itu semua akan mengimbangi pahala dari amalan yang telah kamu sebutkan.” Kemudian Asma kembali sembari bertahlil dan bertakbir karena merasa gembira dengan sabda Rasulullah.

Dari peristiwa ini, tampak jelas bahwa Islam pun memberikan perhatian besar kepada perempuan. Dengan demikian, seorang istri berpeluang dan berkesempatan besar untuk bisa meraih surga tanpa harus keluar rumahnya, sebagaimana tuntunan Rasulullah. Apa saja yang bisa dilakukan seorang istri untuk meraih surga?

Suami sebaiknya mempertahankan akhlak mulia di hadapan istri

Mengutip dari Bincang Syariah, pertentangan antara suami dan istri memang tidak bisa terelakkan. Setiap perdebatan yang terjadi juga bisa menjadi bumbu dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Namun, ketika sudah saling hina satu sama lain, maka sebaiknya perlu dihindari oleh keduanya. Ini baik suami ke istri, maupun istri kepada suaminya.

Bahkan, Rasulullah sendiri mengatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, suami terbaik adalah mereka yang mampu mempertahankan kebaikan akhlaknya di depan pasangan.

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya.”

Jangan dibalas karena Allah menjanjikan surga bagi istri yang tetap sabar

Dalam kenyataannya mungkin Mama sebagai istri akan mengalami perdebatan dengan suami, bahkan berujung pada ketidakserasian dalam hal komunikasi.

Khususnya dalam pernikahan, jika istri tetap sabar saat menghadapi suaminya yang sedang marah, maka Rasulullah menjanjikan surga.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, berikut sabda Nabi SAW:

“Perempuan-perempuan kalian yang menjadi penghuni surga adalah yang penuh kasih sayang, banyak anak, dan banyak kembali (setia) kepada suaminya yang apabila suaminya marah, ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan suaminya dan berkata, ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau rida.”

Selain bukan perbuatan baik, tindakan saling menghina satu sama lain juga akan berakibat fatal bagi pernikahan jika dilakukan secara terus-menerus.

Alangkah baiknya setiap pasangan suami istri bisa saling menyayangi, menghormati dan berlaku baik agar tidak terjadi konflik yang mengancam keharmonisan keluarga.

Penulis: Najmah Saiidah

Muslimah News, KELUARGA — Setiap orang yang beriman kepada Allah Swt. pasti ingin bisa masuk surga yang menjadi puncak segala kenikmatan. Namun, kadang terbesit dalam benak, adakah kesempatan dan peluang mencari pahala berbuah surga bagi kita para istri? Ini karena jika ditelusuri beberapa nas sekilas menunjukkan bahwa kaum laki-laki berpeluang mendapatkan pahala lebih banyak dibanding kaum perempuan.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa ajaran Islam yang ditujukan secara langsung kepada laki-laki, seperti perintah salat fardu berjemaah di masjid yang pahalanya berlipat sampai 27 kali atau salat Jumat, hingga keutamaan jihad di jalan Allah. Lalu bagaimanakah kesempatan meraih surga bagi kaum perempuan, khususnya para istri?

Tuntunan Rasulullah bagi para Istri untuk Meraih Surga

Menurut Islam, seorang istri berperan dan berkedudukan penting dalam kehidupan rumah tangga. Baginda Rasulullah saw. telah memberikan perhatian lebih dan menuntun kaum perempuan dan para istri untuk meraih pahala yang akan membawanya ke surga melalui beberapa cara.

1. Mencintai suami sepenuh hati semata karena Allah.

Cinta yang tulus karena Allah akan membawa seseorang pada kemurnian cinta. Ia akan tulus mencintai pasangannya karena Allah Taala. Umat muslim yang berbuat demikian kelak akan diberikan hadiah oleh Allah Swt. di surga. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari Timur atau Bintang Barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, ‘Siapa mereka itu?‘, “Mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah Azza wa Jalla.” (HR Ahmad).

Rasa cinta setelah menjalani rumah tangga memang ada pasang surutnya. Tidak semua istri mampu konsisten terhadap rasa tersebut tanpa dipupuk. Akan tetapi, cinta yang tumbuh karena iman, amal saleh, dan akhlak mulia akan senantiasa bersemi dan tumbuh subur. Tidak akan lekang karena sinar matahari, tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal menjemput. Jika sudah mencintai suaminya karena Allah, biasanya wanita akan taat dan berbakti. Doa-doa terbaik akan terus mengalir dari lisannya untuk suaminya ketika jauh maupun dekat.

2. Membahagiakan suami.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, diceritakan oleh sahabat Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi saw. untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi bertanya kepadanya, “Apakah kamu mempunyai suami?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi, “Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?” Ia menjawab, “Saya tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang saya tidak sanggup.” Beliau bersabda, “Perhatikanlah posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu.” (HR Ahmad).

Dalam hadis mulia ini, Rasulullah saw. mengajarkan para istri tentang pentingnya kedudukan suami di hadapan istrinya. Suami adalah ladang pahala dan surga bagi istrinya. Artinya, bila seorang istri berbakti dan membahagiakan suaminya, maka surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya, bila seorang istri durhaka kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya.

Jika suami adalah surga dan neraka bagi wanita, maka seorang istri hendaknya berusaha keras untuk dapat membahagiakan suami. Ia harus berusaha keras menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji sehingga dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bersama suaminya. Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik wanita adalah seorang istri yang membahagiakan suaminya ketika ia memandangnya, menaatinya ketika ia memerintahkannya, dan tidak menentangnya dalam urusan diri dan hartanya sehingga menyebabkan kebenciannya.” (HR Ahmad, Nasa’i, dan Hakim).

3. Taat kepada suami dalam hal-hal yang bukan maksiat kepada Allah.

Rasulullah saw. bersabda, “Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari Gunung Ahmar menuju Gunung Aswad, atau dari Gunung Aswad menuju Gunung Ahmar, maka ia wajib melakukannya.” (HR Ibnu Majah).

Rasulullah saw. menjanjikan peluang paling menggiurkan, yaitu seorang istri yang menaati suaminya dan menjaga kehormatannya, ia bisa masuk surga lewat pintu yang mana saja.

اِذَاصَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَاوَحَصَنْتَ فَرْجَهَاوَأَطَاعَتْ بَعْلَهَادَخَلَتْ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ.

“Apabila perempuan menjalankan salat lima waktu, lalu ia menjaga kemaluannya dan ia taat kepada suaminya, maka pasti ia masuk surga dari berbagai pintu yang ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban).

Dalam hadis yang lain, “Apabila seorang istri melaksanakan salat lima waktu, puasa Ramadan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja.‘” (HR Ahmad).

Hadis-hadis ini memperkuat dan merinci amalan apa saja yang bisa membawa istri kepada surga Allah, yaitu dengan berbakti dan menaati suaminya pada hal-hal yang bukan maksiat kepada Allah Taala.

4. Selalu mengharap rida suami.

Rasulullah saw. bersabda, “Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian wanita ahli surga? Yaitu istri yang penuh cinta kepada suami serta penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘Inilah tanganku berada di tanganmu. Aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga engkau rida kepadaku.‘” (HR Nasai). Dari Ummu Salamah ra., bahwa Rasul saw. bersabda, “Perempuan mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya rida padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Keridaan suami yang saleh terhadap istrinya akan membawa sang istri kepada surga-Nya. Sebaliknya, ketidakridaan seorang suami terhadap istrinya akan membawa sang istri kepada neraka-Nya. Keridaan suami akan terwujud ketika seorang istri melakukan berbagai kebaikan untuk suaminya, di antaranya menjaga dan merawat rumah dan anak-anaknya, tidak mengizinkan orang-orang yang tidak dikehendaki oleh suaminya memasuki rumah, tidak keluar rumah kecuali dengan izinnya, berpenampilan menarik, dan berdandan cantik di hadapan suami.

5. Selalu menjaga kehormatan diri dan harta suaminya ketika suami tidak di sampingnya.

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa salah satu ciri istri salihah adalah yang selalu menjaga kehormatan diri dan suaminya, serta harta suaminya dengan baik ketika suaminya tidak bersamanya. Rasulullah saw. bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah Swt., maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang salihah. Yaitu, istri yang taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, rida bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).

Rasulullah saw. bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu mempunyai istri salihah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah, serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, dan jika diperintah, maka ia menaatimu.” (HR Hakim).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw., “Siapakah perempuan yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR An-Nasai).

Dalam hadis lain dijelaskan, bahwa salah satu ciri istri salihah adalah yang taat jika diperintahkan oleh suaminya. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah Swt., maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang salihah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, rida bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).

6. Selalu berseri-seri di hadapan suami.

Selalu menampakkan wajah berseri-seri akan memberikan ketentraman bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan agar kita tidak mengabaikan senyum di hadapan orang lain. Dari Abu Dzar ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jangan mengecilkan kebaikan sekecil apapun, meski hanya menampakkan diri dengan wajah berseri di hadapan saudaramu.’” (HR Muslim dan At-Tirmidzi).

Terlebih berseri-seri kepada pasangan, tentu sangat dianjurkan. Rasulullah saw. pernah berpesan kepada putrinya, Fathimah ra. untuk senantiasa senyum dan menjaga air muka berseri-seri di hadapan suami. Pasalnya, senyum seorang istri terhadap suami memiliki ganjaran besar dari Allah Taala. Rasulullah bersabda, “Wahai Fatimah, tiada seorang istri yang tersenyum di hadapan suaminya kecuali Allah akan memandangnya dengan pandangan kasih (rahmat).“

Masyaallah. Ternyata kesempatan dan peluang mencari pahala berbuah surga bagi seorang istri ada di dalam rumah. Hal ini secara tidak langsung menegaskan bahwa Allah tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam meraih kesempatan pahala surga. Hanya saja, Allah memberikan porsi, tempat, dan kesempatan dengan cara yang berbeda. Demikian sempurnanya Islam. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]

Nabi Muhammad saw memiliki empat anak perempuan yang ibunya adalah Siti Khadijah sa:

Beberapa peneliti termasuk Sayid Jakfar Murtadha percaya bahwa anak-anak perempuan ini adalah keponakan Siti Khadijah sa yang dianggap sebagai anak tiri Nabi Muhammad saw.[3]

Sebagian besar sumber sejarah menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki tiga putra: Qasim, Abdullah dan Ibrahim. Ada beberapa sumber menyatakan bahwa Thayyib dan Thahir juga adalah putra-putra Nabi Muhammad saw.[5] Namun beberapa sumber lagi menolak Thayyib dan Thahir sebagai putra Nabi saw dan menganggap bahwa kedua nama tersebut adalah gelarnya Abdullah.[6] ketiga putra Nabi saw meninggal di usia muda.[7] Setelah wafatnya Abdullah[8] dan menurut nukilan yang lain bahwa setelah wafatnya Qasim,[9] Ash bin Wa'il menyebut Nabi Muhammad saw sebagai "Abtar" (Orang yang terputus keturunannya) karena ia tidak memiliki anak laki-laki dan karena hal tersebut, Surah al-Kautsar diturunkan.

Menurut sumber-sumber sejarah terdapat kesepakatan bahwa Ibrahim sebagai putra Mariyah al-Qibthiyah adalah anak terakhir Nabi saw, tetapi mengenai anak-anak Siti Khadijah sa terdapat perbedaan pandangan dan ada berbagai laporan tentang usia anak-anak Siti Khadijah sa. Dikatakan bahwa mereka dilahirkan di salah satu urutan berikut ini: Qasim, Zainab, Abdullah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ruqayyah[10] Zainab, Qasim, Ummu Kultsum, Fatimah, Ruqayyah dan Abdullah[11] Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah[12] Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah. [13]

Surga digambarkan sebagai tempat yang sangat indah dan didambakan oleh umat Muslim. Banyak amalan yang harus dilakukan agar kita bisa masuk ke tempat terindah itu.

Beauties, ada empat perempuan yang dijanjikan surga oleh Allah SWT. Keempat perempuan ini dikenal memiliki watak yang mulia dan selalu beriman kepada-Nya.

Melansir detikHikmah, Rasulullah SAW sendiri lah yang mengabarkan hal tersebut yang telah diriwayatkan dalam sebuah hadist. Beliau bersabda:

"Sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah binti Khuwalaid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun." (HR Ibnu Hibban, Ahmad, Abu, Ya'la, Ath-Thabrani, Abu Daud, dan Al-Hakim).

Mengapa keempat perempuan itu dijamin masuk surga oleh Allah SWT? Di bulan Ramadan yang suci ini, yuk, kita simak kisah-kisahnya di bawah ini yang dilansir dari Muslim Women of Australia!

Ilustrasi Perempuan yang Dijamin Surga Oleh Allah /Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets via detikcom

Khadijah adalah istri dari Nabi Muhammad SAW. Ia adalah seorang janda dan pebisnis perempuan yang sangat kaya raya. Ia menikahi Rasulullah SAW karena akhlaknya yang baik.

Ia dikenal sebagai istri yang sangat setia dan mendukung Rasulullah dalam perjalanan spiritualnya. Selain menerima dan memeluk agama Islam, ia mendukung suaminya secara finansial, emosional, dan moral.

Mengutip Muslim Women of Australia, salah satu bentuk dukungannya dapat dilihat saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke gua Hira. Di umurnya yang tidak lagi muda, ia kerap mendaki gua untuk memberi suaminya makanan tanpa adanya pertanyaan mengapa suaminya berdiam diri di gua.

Kematiannya membuat Rasulullah SAW dirundung duka. Bahkan, tahun itu disebut dengan tahun kesedihan.

Sang Nabi mengingatnya sebagai sosok perempuan yang selalu mendukungnya tanpa henti di jalan Allah SWT. Maka dari itu, Allah menjanjikannya sebuah surga di kehidupan selanjutnya.

Ilustrasi Muslimah /Foto: Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets via detikcom

Perempuan yang dijanjikan surga oleh Allah selanjutnya ialah anak bungsu dari Nabi Muhammad SAW dan Khadijah. Perempuan itu bernama Fatimah.

Fatimah hidup di zaman ketika orang beriman mengalami cobaan yang bertubi-tubi dari kaum Quraisy. Meski begitu, ia tumbuh dengan iman yang kuat dan dikenal sangat melindungi ayahnya sejak ia kecil.

Sebagai contohnya, ia pernah menyaksikan ketika kaum Quraisy, salah satunya Abu Jahal, melempar kotoran unta ke punggung ayahnya saat berdoa. Melihat kejadian itu, Fatimah langsung membersihkan kotoran tersebut dari punggung sang ayah.

Setelah ibunya meninggal, Fatimah lebih protektif kepada ayahnya. Seperti ibunya dulu, ia mendukung segala kebutuhan ayahnya sampai disebut 'Umm abi-ha: Ibu dari seorang ayah.'.

Rasulullah SAW menyebutnya sebagai seorang perempuan yang paling hebat sepanjang masa. Dengan kebaikan hatinya, kesalehannya, dan kesederhanaannya, ia dijanjikan surga dan mendapat predikat 'Perempuan Pemimpin Surga'.

Ilustrasi Muslimah /Foto: iStock via detikcom

Maryam adalah ibu dari Nabi Isa AS. Di saat berusia muda, ia hidup di pengasingan dan menghabiskan waktunya hanya untuk berdoa dan menyembah Allah SWT.

Suatu hari, Allah SWT memberinya seorang anak yang saleh. Ketika ia pulang, ia dituduh berzina dan dihukum karena merusak nama baik keluarganya.

Sebelum dihukum, mukjizat lain datang kepadanya yakni anak bayinya dapat berbicara dan mengatakan hal yang sebenarnya. Sehingga, ia terbebas dari tuduhan tersebut.

Maryam tahu bahwa dirinya akan dijauhi oleh orang-orang. Namun, ia tak takut dan terus menguatkan iman dan tawakkalnya. Ia yakin bahwa Allah SWT akan selalu melindunginya di situasi apa pun.

Surga berada di tangan Maryam karena telah menyerahkan hidupnya kepada Allah SWT. Kisah Maryam dapat ditemukan dalam beberapa surat di Alquran, salah satunya At-Tahrim ayat 12.

"Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat." (At-Tahrim ayat 12)

Ilustrasi seorang muslimah / Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets via detikcom

Asiyah adalah istri dari Raja Fir'aun. Ia memeluk agama Islam yang dibawa oleh Nabi Musa, seorang nabi yang telah ia rawat sejak kecil.  Hal tersebut membuat suaminya sangat murka.

Raja Fir'aun memberikan dua pilihan kepada istrinya. Yang pertama, percaya bahwa Fir'aun adalah Tuhan dan tetap hidup sejahtera dengannya. Yang kedua, tetap memeluk agama baru (Islam) dan menerima hukuman darinya.

Perempuan itu tetap memegang teguh pilihannya bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan di muka bumi ini. Mendengar hal itu, suaminya menghukumnya di sebuah padang pasir secara kejam hingga meninggal dunia.

Sebelum meninggal, Asiyah memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa tersebut tertulis dalam surat aT-Tahrim ayat 11 yang berbunyi:

"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: 'Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.'" (At-Tahrim ayat 11)

Dengan keikhlasannya dan sikapnya selalu bertaqwa kepada Allah, ia menjadi salah satu perempuan yang dijanjikan surga oleh Allah SWT.

Lengkap sudah kisah empat perempuan mulia yang telah dijamin masuk surga. Di bulan Ramadan ini, mari kita menauladani segala perbuatan-perbuatan baiknya, Beauties.

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Abdullah (bahasa Arab: عبد الله) adalah putra Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah sa. Kebanyakan sumber menyebutkan bahwa beliau lahir setelah Bi'tsah[1] dan dikatakan bahwa dia dijuluki dengan nama Thayyib dan Thahir.[2] Dia lahir di masa permulaan Islam dan setelah turunnya wahyu.[3] sebagian sejarawan salah memahami bahwa Thayyib dan Thahir adalah nama dari dua orang anak Nabi saw.[4] Abdullah meninggal di kota Mekah ketika masih kanak-kanak.[5]. Ada nukilan lain yang mengatakan bahwa ia lahir dan meninggal sebelum Bi'tsah [6].

Dinukil bahwa ketika ia meninggal, 'Ash bin Wail berkata: Muhammad sudah "Abtar" (Orang yang sudah terputus keturunannya) dan semua anak lelakinya meninggal. Pada saat itu juga surah Al-Kautsar diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,[7] dimana ayat yang terakhir dari surah tersebut berbunyi[catatan 1]: "Sesungguhnya musuh kamu sendiri yang tidak punya keturunan dan terputus keturunannya."[8]

Dalam kitab al-Kafi disebutkan bahwa setelah meninggalnya Abdullah, Nabi saw berkata kepada Siti Khadijah sa:

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Ikatan pernikahan memang sakral dalam ajaran agama Islam. Dua insan bersatu dalam ikatan pernikahan yang sah, seharusnya bisa terus dijaga komitmennya hingga maut memisahkan.

Selama menjadi suami istri, keduanya pun harus mengasihi, menyayangi, menghormati bahkan menjaga satu sama lain.

Namun, bagaimana nasib istri yang sering dihina oleh suami? Apakah istri boleh membalas hinaannya, apabila batas kesabarannya habis?

Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, Popmama.com telah merangkum penjelasan terkait beberapa hadis Nabi SAW.

Yuk, disimak dengan baik!